sumber: http://www.sorasirulo.com/2014/09/30/karo-semarakkan-gebyar-budaya-hari-pariwisata-dunia/
LORETA KARO SEKALI. JAKARTA. Tari kreasi Suku Karo “Landek Perbunga Ndapdap” mewakili Sumatera Utara dalam merayakan ‘Hari Pariwisata Dunia (World Tourism Day) yang ditetapkan oleh World Tourism Organization (UNWTO) setiap tanggal 27 September.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Gebyar Budaya Hari Pariwisata Dunia di Monas Jakarta, 27 September 2014. Gebyar Budaya Hari Pariwisata Dunia ini dimeriahkan oleh 4 kegiatan utama, yaitu: Pameran Industri Kreatif dan komunitas kreatif dari berbagai wilayah; Karnaval Nusantara yang menyajikan 20 atraksi seni budaya dari beberapa daerah dan diantaranya budaya urban yan berkembang di masyarakat; Pentas musik bersama Indonesian Idol; dan puncak acaranya adalah Pertunjukan Tari Kolosal “Warna Warni Jakarya untuk Dunia”.
LORETA KARO SEKALI. JAKARTA. Tari kreasi Suku Karo “Landek Perbunga Ndapdap” mewakili Sumatera Utara dalam merayakan ‘Hari Pariwisata Dunia (World Tourism Day) yang ditetapkan oleh World Tourism Organization (UNWTO) setiap tanggal 27 September.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Gebyar Budaya Hari Pariwisata Dunia di Monas Jakarta, 27 September 2014. Gebyar Budaya Hari Pariwisata Dunia ini dimeriahkan oleh 4 kegiatan utama, yaitu: Pameran Industri Kreatif dan komunitas kreatif dari berbagai wilayah; Karnaval Nusantara yang menyajikan 20 atraksi seni budaya dari beberapa daerah dan diantaranya budaya urban yan berkembang di masyarakat; Pentas musik bersama Indonesian Idol; dan puncak acaranya adalah Pertunjukan Tari Kolosal “Warna Warni Jakarya untuk Dunia”.
Salah satu peserta Karnaval Nusantara,
Gintarting Arts Performance menampilkan sebuah tari kreasi Suku Karo
“Landek Perbunga Ndapdap” yang mewakili komunitas dan budaya yang ada di
Sumatera Utara pada umumnya, dan budaya Suku Karo pada khususnya.
Tarian tersebut dibawakan dengan apik oleh 5 pasang penari (Hendi Jadi
Ate, Charryo Ginting, Novrianto, Friend E, Yonas Kalvari, Zefania Bukit,
Siska Mardika Tarigan, Prisa Br. Bukit, Yemima, dan Ruth) dari kelompok
Remaja GBKP Runggun Cililitan Jakarta Timur.
Sebagaimana dikatan oleh pimpinan
Gintarting Arts Performance dan sekaligus sebagai penata tari Landek
Perbunga Ndapdap, Gintar Pramana Ginting, tarian ini merupakan
pengembangan dari gerak dasar tari Karo; endek, jemole, dan lempir tan. Perbunga Ndapdap merupakan gambaran sebuah karakter yang rupawan namun memiliki sifat yang kurang baik.
“Namun, dalam garapan kreasi tari ini,
saya lebih menekankan Perbunga Ndapdap dianalogikan bahwa manusia
merupakan makhluk sosial yang saling melengkapi satu sama lainnya,”
tutur Gintar Pramana kepada Sora Sirulo.
Tidak hanya tarian saja yang menjadi
suatu kreasi yang baru, penampilan kostum yang dikenakan oleh para
penari juga digarap dan dikembangkan oleh Gintar Pramana Ginting menjadi
sesuatu yang baru namun masih memiliki unsur dan ciri khas dari Suku
Karo.
Lagu ciptaan Alm. Djaga Depari yang dinyanyikan oleh Juliana br. Tarigan memili arti tersendiri bagi Gintar Pramana Ginting.
“Pembawaan lagunya begitu ceria, namun memiliki pesan moral yang begitu dalam dari setiap lirik lagunya,” ujar Gintar.
Karnaval Budaya Nusantara Gebyar Hari
Pariwisata Dunia menjadi satu momentum yang sangat berharga bagi Gintar
Pramana Ginting dan Komunitas Gintarting Arts Performance untuk
memperkenalkan Budaya Suku Karo sebagai salah satu Suku/Etnis yang ada
di Sumatera Utara kepada masyarakat Jakarta, dan sekaligus melestarikan
serta mengembangkan akar tradisi dn budaya Suku Karo.
“Selain itu, perhelatan Gebyar Budaya
Hari Pariwisata Dunia ini menjadi satu perhelatan yang sangat berharga
karena bisa menampilkan keunikan dan memperkenalkan Budaya Suku Karo di
acara yang bertaraf internasional,” kata Gintar bersemangat.
Komentar
Posting Komentar